Rabu, 03 Juli 2013

Damn girl

damn girl
you just dont know..
you just dont know how incomplete i feel without you
you got me stressin
i want to give up but i still keep pressin
pressin the issue of bein with you
but you just wont let that dream come true
everyday i think bout what we could be
waitin for the day you wake up and see
that you + me = destiny
my love for you is so true
theres nothin i wouldnt do
to be the one you give your heart
to be with you and never part
damn girl
you just dont know..
you just dont know how much you mean to me
you are an angel sent from the heavens above
how lucky i would feel if i had your love
im in love with everything about you
i cant stand this feeling of bein with out you
damn girl
you just dont know.. 

Rabu, 07 November 2012

Diary Neng : kisah sabtu senja


Ini sabtu ketiga pasca tragedi surat cinta pink dalam kotak DVD.  Neng semakin sering mengurung diri di kamar. Ratusan sms dari Bang Jun tidak pernah Neng balas, pun telpon yang kemudian hanya menjadi miscall. Beberapa kali Bang Jun datang ke rumah, Neng tidak mau menemui. Kalau papasan di jalan, Neng pura-pura tidak lihat; kalau perlu putar arah. Neng tahu, ada orang yang bisa dengan mudah menjadi sangat biasa kembali berteman dan curhat bareng, seperti yang Bang Jun minta dalam sms. Tapi orang itu bukan Neng.
Orang yang tega menyakiti hati saya sama sekali tidak punya hak atas saya, bahkan hak untuk mendapatkan sikap sopan saya.

Tidak, Neng tidak lagi menangis. Hati Neng jadi dingin dan kebas. Bahkan Neng tidak tahu mana yang lebih sakit, dengan Akang atau dengan Abang. 

“Neeeeeenngg!! Bengong lagi kan..!!Lo dengerin gue ngomong gak sih?” sebuah bantal melayang ke muka Neng. 

“Atapiluloh. Kaget tauk.” Neng meringis 

Adalah Butet, sahabat Neng sejak kecil, yang selalu menghibur Neng. Asli Medan. Butet tinggal dengan mamanya. Menurut Butet sih, sang bapak kabur dengan perempuan lain. Butet perempuan yang keras dan tegas, khas orang Batak. Wajahnya biasa saja. Tapi hatinyaaa…. Luar biasa baik.

Butet                   : Mikirin Abang lagi ya, Neng?
Neng                   : ……*senyum miris
Butet                   : Buat apa pula kau masih pikirin dia, Neng. Bikin capek saja kau ini. Kau lihatlah matamu  makin cekung dan sayu.  Masih banyak laki-laki yang lain, Neng cantiikk..
Neng                   : ….ahahaaa… lihat siapa yang barusan ngomong…

Butet sahabat Neng ini sungguh luar biasa setia, atau bodoh, entah mana yang lebih tepat Neng juga bingung. Dari kecil menyimpan cintanya hanya kepada Romy, cowok padang yang usianya 5 tahun lebih tua dari Butet, dan sekarang sudah jadi pegawai kantor pos. Sayangnya, Romy cuma menganggap Butet teman saja, atau kalau mau lebih dekat, ya hanya sebatas adik. Tapi Neng tahu, tak pernah seharipun Butet tidak mencintai Romy.  

Butet                   : yaaahh… dibilangin malah ketawa. Pasti lo mau ngeledek gue ama Uda kan?
Neng                   : …… ngga…

Neng memandangi wajah Butet. Kenapa harus ngeledek? Pikir Neng. Keadaan Neng sekarang juga tidak lebih baik. Tiba-tiba Neng berpikir  mana yang lebih menyakitkan, menjadi pungguk merindukan bulan, atau menjadi bulan ditinggalkan pungguk. 

Butet                   : Tuuh kan bengong lagi. Ayo bangun. Ikut gue sekarang.
Neng                   : Kemana? Neng teh males kemana-mana, Butet sorangan wae atuh kalau mau jalan.
Butet                   : Ayo ikut aja. Kita cari tutut di sawah. Nanti gue yang masak.
Neng                   : aiihh… geuleuh ah. Malu atuh udah gede…
Butet                   : Alaahhh… cepetan!

Setengah jam kemudian, Neng dan Butet sudah ada di tengah sawah. Dengan kaki belepotan lumpur, Neng sibuk mencari keong sawah kecil. Sementara  Butet duduk manis ditengah saung menunggu hasil tangkapan Neng. Dari dulu memang begitu pembagian kerjanya. Butet jago masak, satu lagi kehebatan Butet yang tidak bisa terbantahkan.Sejak kecil, Butet akan mengolah apa saja yang Neng cari, atau curi. Hehehe..

Butet                   : Kau lihat kan, sore diluar kamar itu indah sekali. Buat apa kau mengurung diri terus begitu. Lupakan saja dia. Dia itu sudah nyakitin kau. Tak perlu kau tambah dengan nyakitin diri sendiri.
Neng                   : Neng benci orang itu..
Butet                   : Apa gue harus nginep terus di rumah kau, heh? Nanti gue bikin kau ketawa tiap hari. Gue jamin lo gak bakal inget dia lagi.
Neng                   : Ahh.. kamu sendiri tidak bisa melupakan Uda, kan?

Butet berdiri. Tatapannya melembut. Suaranya juga. Sepertinya beradu pelan dengan desau angin. Dan apa yang Butet katakan tidak akan pernah bisa Neng lupa :

“Saya beda , Neng. Saya mencintai Uda dengan tulus. Uda tidak pernah menyakiti saya. Dia hanya tidak mencintai saya. Dan itu tidak salah. Jika nanti saya bisa mencintai orang lain, itu tidak akan mengurangi rasa cinta saya ke Uda.”

Neng cuma bisa terpana. Mendadak Neng menggigil. Ada dua aura berbeda terasa di udara senja ini. Aura kebencian hitam menggumpal  dari Neng, dan aura putih seperti awan kapas menaungi Butet. Cinta itu tidak ada. Cinta itu ada. Tidak ada. Ada. Tidak adaaaa. Adaaaa.. Kedua aura itu seperti bertarung beradu argumen. Neng dan Butet terdiam saling menyelami. Senja makin gelap.

Ps: Hari itu ditutup dengan pesta tutut yang maha lezat. Hanya saja, Neng dan Butet memakannya sambil diam.



Sabtu, 03 November 2012

Sembilan Pelangi (7)

***
"Kenapa suka Doraemon?", tanya Ardi ke Ilang, rupanya sedari tadi Ardi memperhatikan Ilang yg asik membaca komik ditengah jam istirahat.

"Mau tauuuu, ajahh.. Kasih tau gak yah????" Jawab ilang cengengesan.

"Siapa yg kamu suka dari cerita Doraemon?", tanya Ardi membuka pembicaraan.

"Gw suka Doraemon sejak SD dulu, cerita fiksi yg selalu membuat impian menjadi nyata, tapiiiii.. Bukan doraemon yg paling gw suka, tapi Shizuka.." Jelas Ilang bersemangat.

"Kenapa?" tanya Ardi sambil gak berhenti mengunyah cemilan dimeja Ilang.

"Dari kecil aku selalu bercita2 ingin menjadi Shizuka, gadis manis, ceria juga pintar, selalu jadi idaman teman2 pria" kata Ilang centil.

"Terus... Kalo dia pintar, kenapa diakhir cerita dia memilih menikahi Nobita sibodoh, bukan temannya yg pintar itu... Siapa namanya??, Dekisugi.. " tanya Ardi panjang, supaya dia bisa terus makan cemilan Ilang.

"Begini ceritanya, kisah Doraemon menggantung sejak si Fujiko Fujio, sipengarang jenius wafat, sejak itu semua menduga-duga bagaimana kelanjutannya, tetapi ternyata diam-diam dia sudah membuat script terakhir kisah doraemon yg akhirnya tersebar hingga terkenal" jawab Ilang sok pintar.

Ilang melanjutkan ceritanya..

Singkatnya, cerita terakhir Doraemon ini dibuka dengan adegan saat Nobita pulang dengan menangis karena diganggu Giant. Seperti biasa, ia merengek
" Doraemmmoonnnn... !"" Pinjami aku ituu dong... "" Aku sudah tidak tahan lagi dengan sifat Giant... "
Tetapi, doraemon, sahabatnya tidak bergeming. Ia membisu dengan pandangan kosong, dan terjatuh ketika Nobita menyentuhnya.Alhasil, Nobita pun menghubungi Dorami, sang adik. Dorami pun mengatakan bahwa kemungkinan besar batere kehidupannya telah habis, namun sayangnya... sirkuit support Doraemon sudah tidak berfungsi karena sirkuit tersebut terletak di kupingnya yang hilang karena digigit tikus. 
Jalan satu - satunya adalah membawa pulang Doraemon ke masa depan untuk diperbaiki, namun sebagai resikonya, Memori dalam otak Doraemon akan ter-reset ulang sehingga otomatis kenangannya bersama Nobita akan hilang. 
Jalan lain adalah, menunggu seseorang yang dapat memperbaiki Doraemon dengan pengetahuan yang canggih. 
Sembari mengingat - ngingat kenangan manis dan segala pertualangan yang telah mereka lalui bersama, Nobita memutuskan jalan yang ke 2...Menunggu seseorang yang dapat memperbaiki Doraemon, dan itu orang tersebut adalah dirinya sendiri....
Sejak saat itu, hidup Nobita berubah 180 derajat.Ia menjadi murid yang rajin, tidak pernah terlambat, dan selalu belajar dengan tekun. Hingga saat SMA ia mendapat nilai ujian tertinggi di Jepang yang mengalahkan Dekisugi ( siswa jenius, saingan Nobita dalam cinta )
" Kau hebat Nobita... saat ini tidak ada lagi yang mampu mengalahkanmu dalam ujian ...!"namun Nobita menjawab..." Bukan nilai tinggi yang kucari....., melainkan sebuah pengetahuan yang jauh lebih besar "
Singkat kata, beberapa tahun kemudian, Nobita berhasil menjadi seorang professor Teknik dan tentunya... menikah dengan Shizuka.Suatu ketika, ia memanggil Shizuka ke sebuah ruangan rahasia, yang selama ini tidak seorang pun yang boleh memasukinya....
" Bukankah.. ini adalah ruang rahasia dan berbahaya untuk dimasuki ...Nobita? tanya ShizukaNamun, tak lama Shizuka terdiam, saat melihat pemandangan yang tertidur di depannya. Sebuah sosok yang ia kenal dengan baik, dan tak akan pernah dilupakannya sampai kapan pun........ Doraemon....." Doraemonn.. ? Shizuka terkejut..." Sekarang akan kucoba menyalakannya.....!" Nobita menekan sebuah tombol... dan tak lama...Benda itu bergerak dan membuka matanya...." Nobita !! apa kamu sudah mengerjakan PR-mu ?Shizuka pun langsung meneteskan air mata, tatkala Nobita berlari memeluk Doraemon, sahabat terbaiknya yang telah kembali pulang setelah 20 tahun lamanya....

"Zzzzzzz zzzz.. Zzz.." Ledek Ardi, "Udah ceritanya??, sampe ketiduran" katanya

"Sialan lo, nah loh?? Puding gw lo makan juga?? Anjriiitt.. Pokoknya lo utang puding ke Gw, gw gak rela pokoknya !!! Jawab Ilang cerewet

***

Rutinitas pagi seperti biasa, Ilang kembali kekantor setelah semalaman menginap di Rumah Sakit, wajahnya yg masih muram tampak kelelahan kurang Istirahat.

Dari kejauhan tampak meja kerja Ardi yg kosong, monitor cpu yg masih off, tumpukan kertas yg tersusun rapih.

Lagi-lagi, mata ini selalu tertuju pada stiker dilemari buatan Ardi yg selalu membuatku tersenyum

Masih mengganjal dipikiran Ilang, kenapa gambar yg dibuat Ardi bukan Shizuka bersama Nobita dan teman2nya?, malah bersama Arjuna yg beda cerita dan alamnya?


Rabu, 17 Oktober 2012

Catatan Tejo

Ada undangan merah jambu yang dialamatkan padaku, dari keluarga Sukimin, ayah Surti.

Tak terasa, air mata mengalir begitu derasnya, perlu waktu bagiku untuk menghapusnya. Ku ambil pena dan kucoba menulis surat padanya..

Dear Surti,

Aku tidak pernah mendengar tentang kepulanganmu, tapi kenapa tiba-tiba kau mengirimkan undangan ini??

Selamat ya, Surti.
Selamat menempuh hidup baru. Aku ikut senang mendengarnya. Akhirnya kau menikah dengan Turmidi! Maaf aku tak bisa datang. Aku… aku mau pindah ke Gombong, Sur. Mungkin ini sangat mengejutkan, dan aku tidak bilang padamu jika aku akan pergi. Maaf.
Surti, aku senang sekali kau menikah dengan orang yang kau cintai. Mungkin kau akan membenciku karena aku mengatakan ini, Surti.

Tapi…
Mengapa,Surti?
Mengapa harus dia? Mengapa harus dia yang menjadi pendampingmu? Mengapa harus dia yang mencetak senyum itu di wajahmu? Mengapa harus dia yang menerima semua tatapan sayangmu? Kau tahu? Harusnya itu aku. Aku yang harusnya membuatmu tertawa. Aku yang harusnya menerima semua tatapan sayangmu. Aku yang harusnya menggenggam tanganmu. Aku yang harusnya menerima ciumanmu. Aku yang harusnya mendapatkan cintamu.

Tapi… aku hanyalah seorang pria yang bodoh. Bodoh karena jatuh cinta padamu. Bodoh karena mencintaimu. Bodoh karena aku tetap mencintaimu walaupun kau bersamanya.

Apakah dia mencintaimu seperti aku? Seperti aku yang rela sakit untukmu. Seperti aku yang selalu sedih saat melihat kau bersamanya. Seperti aku yang selalu… selalu mencintaimu.

Kau tahu? Aku akan melakukan apapun agar kau bahagia. Apapun. Termasuk… melepasmu. Aku tahu bukan aku yang ada di hatimu. Bukan aku yang mengisi pikiranmu. Bukan aku yang kau cintai. Aku tahu.

Tapi… aku tetap menyembunyikannya darimu. Aku menyembunyikan perasaan cintaku padamu, hanya agar kau tak merasa bersalah padaku. Kau juga menyembunyikan fakta bahwa kau tahu aku mencintaimu, kan?

Adikmu menceritakan semuanya padaku.
Aku tidak kuat jika harus berada didekatmu, Surti. Maka dari itu, aku memilih pergi. Aku memilih menjauh darimu, dari kehidupanmu, agar aku bisa melupakanmu. Melupakan cinta yang ada di hatiku. Menghilangkan perasaan ini sungguh berat.

Sur, Kau tak tahu rasanya. Kau tak tahu rasanya bagaimana melihat orang yang kau cintai bersama orang lain yang… yang ternyata sahabatmu. Aku tak menyalahkan Turmidi. Aku tidak marah padanya. Aku benci pada diriku sendiri. Aku benci karena jika aku melihatmu bersama Turmidi, aku… aku tidak suka! Maaf, Surti, Maaf.

Maaf juga karena aku tidak datang ke pernikahanmu. Aku tidak sanggup, Surti. Sungguh. Surti… aku mencintaimu. Selalu.

With Love,
Tejo Surono

Sabtu, 13 Oktober 2012

How to not hurting you again?

My heart is weeping tears of blood for the pain that I've caused you,
And it's crying out my apologies to your mind,
Pleading for your forgiveness for my unfortunate outbursts,
I never meant, in a million years, to be so unkind.

I have made mistakes in the past but never as serious as this,
And I know I will only have myself to blame if you leave,
And that scares me more than I've ever been scared in my life,
For you're my true motivation, the only real thing in which I believe.

Everything else is just a fantasy to my egotistical ideals,
It's always been me, me, me for far too long,
And lately I haven't given even a passing thought to your concerns,
I let them all fly past me, but now I know I was wrong.

You were reaching out to me in your time of uncertainty and sorrow,
While all I cared about was me and what was mine,
And as I watch you pack your bags with tears streaming down my cheeks,
Too late, I feel all your angst and pain.

And all that's left for me to do is say sorry in a sincere way,
With an apology that comes from deep inside my soul,
It's all I have left to offer for your love and your loyalty,
It's just a pity that my own loyalty, I couldn't hold.

Now all I have left of you are the memories of the goodness I have lost,
And that loss brings a sadness every time I think of your name,
And my heart yearns to be able to turn back the hands of time,
To correct the mistakes I've made and start again.

So please take time to think about what I've said, as it comes from the heart,
Take time and try to forgive me my failure to deliver,
And if you can't, then cast me out of your life never to return,
And I will hang my head in shame....... forever.

Maybe i should let you happy without me

Minggu, 07 Oktober 2012

In the rain

Rain crashing down,
thick drops pounding like my heart as I look at you.

Your beautiful, more beautiful than the storm around us.
Your eyes have caught mine and I can’t bring myself to look away.

We smile, captivated by each others presence.
Never has a moment been so perfect, never have two lovers shared such an amazing scene.
We get closer, and adrenaline starts pumping, thunder roars in tune with the beating of our hearts.
We embrace each other, wet from head to toe, yet neither of us mind at all.

Nothing matters at this moment, nothing except you and me.
The clouds thicken and the sky grows dark, flashes of lightning shine against your pretty face.
We both share tears of joy as we close the distance, the tears impossible to see amongst the rain, but we know they are there.

I can feel your breath as we get near, the warmth of your face, and the rumbles of the thunder. You hug, as the lightning cracks and the thunder rolls, with rain running over our body. The greatest moment of our lives, our love has never been stronger. If only it could never end, I want it to last forever.

After the hug we realize what we already knew, you’re the one for me, and I’m the one for you. No one else can make me feel like this, I want to have you every day. We will be together after our time here has ended, in a place where we can experience this every day.

I promise its true, I promise to stay, just give me, one more hug in the rain

Sabtu, 06 Oktober 2012

A Little Romance in My Life

I cannot explain the way I feel about you
Girl, you're always on my mind
Everytime I often think of you
I get a funny feeling that
I'm so in love with you
I want to give you all my love
Let me show you that I'm real
The love that I have shall never fade away
I'm tired of being suffer
I need a little romance in my life
Can't you see I need little romance? 
Take my hand
May I have this dance
No one can love the way that I can love
I'm telling you
I need a chance
I need a little romance in my life